Gelar ITJ, STP NHI Bandung Berkomitmen Cetak SDM Andal Pariwisata

- 3 Oktober 2017, 02:14 WIB

CICALENGKA, (PR).-Sebagai salah satu dari lima unsur dalam pentahelix, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) NHI Bandung berkomitmen mencetak SDM handal pariwisata. Salah satunya diwujudkan dengan menggelar International Tourism Jambore (ITJ) yang berlangsung pada 29 September hingga 1 Oktober 2017 di Taman Buru Masigit Kareumbi, Desa Leuwiliang, Cicalengka, Jawa Barat.

Kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Pariwisata Dunia ini diikuti sebanyak 200 peserta dari 33 institusi pendidikan pariwisata dalam negeri dan dua institusi pendidikan luar negeri. Yaitu Cavite State University-Imus Philippines dan Universiti Utara Malaysia.

Ketua STP NHI Bandung, Anang Sutono mengatakan, ITJ 2017 menghadirkan beberapa narasumber dengan materi terkait tiga isu utama. Tiga isu itu, Sustainable Tourism as a Tool of Development serta The Spirit of "Wonderful Tourism". Ketiga, Digitalization and Connectivity.

"Kegiatan ini memberi kesempatan kepada para peserta untuk membangun karakter sebagai pemimpin. Generasi yang mampu memahami konsep visi dan misi kehidupan dan memiliki karakter yang solid," ujar Anang Sutono.

Ketua Lembaga Profesi Pariwisata Nasional Indonesia, I Gusti Putu Laksana juga hadir sebagai salah satu pembicara, dalam paparanya yang berjudul "Readiness of Tourism Human Resources Facing Global Competition (ASEAN). Dia menyatakan, ada tiga hal yang menjadi isu utama dalam membangun jiwa kepemimpinan SDM pariwisata sebagai modal menghadapi kompetisi global (ASEAN).

Tiga hal itu, pariwisata internasional, Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) dan ASEAN Mutual Recognition Arrangement (ASEAN MRA), serta peluang dan tantangan yang dihadapi oleh insan pariwisata Indonesia dalam menghadapi kompetisi global.

"Dalam menghadapi kompetisi global ASEAN, tentunya banyak peluang dan tantangan yang akan dihadapi oleh tenaga profesional di bidang pariwisata," ujar Putu Laksana.

Karena itu, dia menjelaskan, tenaga profesional pariwisata dituntut untuk menguasai kompetensi (competency) yang merupakan kombinasi dari keahlian (skill), pengetahuan (knowledge) dan perilaku (attitude).

"Kualifikasi dari kompetensi tersebut dapat diperoleh melalui pelatihan, pendidikan serta pengalaman pekerjaan," katanya. Selain itu, Putu juga menjelaskan lima poin penting yang membentuk seseorang menjadi pemimpin hospitaliti yang baik. Lima poin tersebut adalah Innovation, Vision, Inner Values, Inspiration dan Communication.

Halaman:

Editor: Administrator


Tags

Artikel Pilihan


Terkini

Terpopuler

Pikiran Rakyat Media Network

x