Jatuh Bangun Startup Bandung

- 28 Juli 2019, 10:04 WIB
ILUSTRASI startup.*/net
ILUSTRASI startup.*/net

TIGA tahun terakhir, kemunculan perusahaan rintisan (startup) kian menjamur. Di era borderless seperti saat ini, regional tentu tak lagi menjadi batasan. Perintisnya tak lagi bicara soal mengembangkan pasar bisnis di dalam negeri, melainkan harus berekspansi hingga ke luar negeri.

Bandung dengan segala kreativitasnya menjadi salah satu yang terdepan melahirkan startup. Geliatnya kian semarak. Hal itu terlihat dari jumlah pertumbuhan startup dari tahun ke tahun.

Grahadea Kusuf, Koordinator Startup Bandung Community yang juga merupakan Founder dan CEO Kuassa, startup yang bergerak di bidang musik, mengatakan bahwa jumlah startup di Bandung dalam beberapa tahun terakhir meningkat pesat. Hanya saja, jumlah startup yang gulung tikar juga terus bertambah.

"Kalau sekarang, jumlah startup yang aktif dari berbagai bidang ada sekitar 200-an," ucap Grahadea, ketika berbincang dengan Pikiran Rakyat, Jumat, 26 Juli 2019.

Dibandingkan Jakarta atau kota-kota lain di dunia, startup di Bandung terbilang unik. Kebanyakan tidak mendapatkan pendanaan besar dari investor, ketika memulai bisnis. Jika diperhatikan, kondisi tersebut juga setali tiga uang dengan scene musik dan industri kreatif di Kota Bandung yang sudah lebih dulu ada.

Di kota besar lain, jumlah startup yang kolaps juga berbanding lurus dengan kecepatan pendirian startup. Banyak perintis yang dengan sangat cepat memutuskan untuk mendirikan bisnis, sehingga cepat pula mengakhiri keberlangsungannya.

"Kalau di Bandung, antara yang kolaps sama yang sustain tentu banyakan yang sustain, karena goals mereka adalah membuat sesuatu yang sustain, yang 10 sampai 20 tahun ke depan masih ada," kata Grahadea, yang juga merupakan personel HMGNC itu.

Adapun bidang yang paling banyak digeluti startup yaitu travel tech, fintech, edutech, dan social tech. "Yang jadi primadona enggak ada sih, karena kalau sudah ada yang general juga orang pasti malas jadiin bisnis," ujarnya.

Berkembang cepat

Yunita Anggraeni, Co-Founder sekaligus Chief Operating Officer (COO) Geekhunter, startup yang bergerak di bidang konsultan rekrutmen untuk mencari IT profesional, berpendapat bahwa kurva pembelajaran anak-anak muda Bandung ketika mendirikan startup tergolong cepat.

Halaman:

Editor: Endah Asih


Tags

Artikel Pilihan


Terkini

Terpopuler

Pikiran Rakyat Media Network

x