BANDUNG, (PR).- Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) selalu diwarnai dengan aduan adanya siswa titipan. Siswa yang masuk tanpa mengikuti proses seleksi yang berlaku. Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal itu?
Ketua Komisi Informasi Jawa Barat Dan Satriana mengatakan, tak dimungkiri pada perjalanannya sekolah akhirnya menerima siswa lebih banyak dari kuota yang diumumkan masyarakat.
Dari pada hal itu terjadi di bawah meja, lebih baik sekolah menentukan kuota khusus untuk bisa diisi oleh orang-orang yang tak bisa menempuh mekanisme umum. Misalnya dengan membuat jalur mandiri.
"Di situ tes lagi silakan diisi kuotanya. Tapi harus konsisten. Mekanisme PPDB harus dilakukan online, konsekuen, dan transparan," tuturnya.
Baca Juga: Indonesia Pertahankan Status Raja Bulu Tangkis Asia Tenggara
Ia mengaku tak setuju dengan praktik seperti itu. Tapi fenomena semacam itu yang terus berlangsung.
"Saya tidak suka hal semacam itu. Tapi ada kondisi sosilogis itu, mau sampai kapan? Soal bagaimana pengaturannya, berapa kuotanya dan sistem bagaimana nanti harus dibahas lagi. Tetap perlu integritas pada pelaksanaannya," katanya.
Ketua Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Jabar Iwan Hermawan setuju dengan usulan dibukanya jalur mandiri.
"Karena selama ini bertahun-tahun jalur mandiri sudah terjadi atau yang disebut jalur titipan namun pihak sekolah melakukannya secara sembunyi-sembunyi," katanya.
Artikel Terkait
Casio Dibuat Terkejut oleh Siswa SMK Indonesia
Fakultas Kedokteran Unpas Ditargetkan Bisa Akreditasi A pada Lima Tahun Mendatang
Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi Sudah Ketinggalan Zaman
Mahasiswa Telkom University Buat Citra Baru 7 Daerah di Jabar
PPDB Harus Berbasis Data