BANYAK hal di sekitar hidup kita terkait dengan fisika. Mulai dari penggunaan gawai sampai pesawat terbang tak lepas dari hukum Fisika. Saat ini hidup kita tak bisa lepas dari ponsel pintar, komputer jinjing, mesin cuci, mobil dan lainnya. Semua alat yang membuat hidup manusia menjadi mudah ini tak akan ada tanpa keberadaan mekanika kuatum, pilar fisika modern. Bahkan, di luar itu, jaringan tubuh manusia juga bisa dijelaskan lewat fisika. Tak berlebihan jika peraih Nobel 1999 (70) pun mengatakan bahwa 99 persen di alam semesta ini terkait dengan hukum fisika. Oleh karena itu, kata pria asal Belanda ini, memahami fisika itu sangat penting. Dalam wawancara dengan "PR" di Gedung Rapim ITB, Senin 31 Oktober 2016, Gerard yang merupakan guru besar di Utrecht University itu, mengungkapkan bahwa memahami fisika tak bisa dilakukan tanpa proses belajar dan kerja keras. Jadi, jika ingin memahami Fisika, maka harus dimulai dari memahami ilmu dasar. Pendidikan sangat penting untuk bisa memahami fisika. Tanpa itu, jangan harap menjadi pakar fisika, atau bahkan peraih Nobel. Dalam laman pribadinya, Gerrad mengatakan bahwa setiap orang bisa mendapat Nobel selama ada ketertarikan, kemauan, tekad dan juga intelejensi. Dan juga, kata Gerard, jangan mengeluh hanya karena merasa telah belajar banyak. "Anda tak akan mendapatkan Nobel dengan gratis. Setidaknya untuk mahasiswanya butuh sedikitnya lima tahun belajar fisika dengan intens," ujarnya. Akan tetapi, lima tahun ini pun dinilai banyak orang tak cukup untuk menguasai teori Fisika. Oleh karena itu, kata Gerard, dia mendedikasikan laman pribadinya yang dipakai untuk berbagi ilmu, bagi orang-orang yang memang ingin menghabiskan banyak waktu mereka untuk belajar fisika. Gerard mengaku sering menerima surat elektronik dari sejumlah fisikawan amatir yang mengklaim telah berhasil memecahkan sejumlah masalah dunia. "Sering sekali saya terima email yang tak berguna dari sejumlah fisikawan amatir. Mereka ini percaya sudah menemukan solusi untuk dunia," ujar Gerard kepada "PR" seraya menikmati makan siang bersama sejumlah dosen ITB dan kalangan lainnya di Gedung Rapim ITB, Senin 31 Oktober 2016. Menurut Gerrad, para fisikawan amatir tersebut meyakini sudah bisa memecahkan sejumlah problem dunia karena mereka sebenarnya tak memahami apapun tentang bagaimana sebenarnya masalah-masalah tersebut dipecahkan lewat fisika modern. Dalam merespons surel-surel seperti itu, Gerard mengaku, kadang-kadang mengabaikannya. Menurut pria beranak dua tersebut, jika seseorang ingin benar-benar berkontribusi terhadap pemahaman teoritis hukum-hukum fisika, maka ada sejumlah hal yang harus dilakukan. Yang utama, kata Gerard, harus punya niat yang serius. Karena semua ilmu penting diajarkan di universitas, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mendaftar ke universitas. Di sanalah tempatnya Anda bisa menyerap apapun selama Anda mampu. Di era saat ini dimana dunia semakin kecil berkat keterkoneksian lewat internet, kata Gerrad, semua orang, kalau memang ada niat dan kerja keras, bisa menjadi fisikawan yang baik. Baik mereka yang tinggal di negara berkembang maupun di negara maju, internet telah membuat banyak hambatan, seperti bahan ajar, video tutorial, yang di masa lalu memang menjadi masalah krusial, kini itu bukan lagi rintangan. Di era internet seperti saat ini, mengumpulkan berbagai ilmu pengetahuan bukan hal yang tak mungkin lagi. "Anda bisa peroleh semua lewat Internet," ujarnya. Apalagi banyak buku-buku terkait Fisika bisa diunggah secara gratis, termasuk buku-buku karyanya. Tentu saja, tak semua informasi di internet bermanfaat. Oleh karena itu, Anda pun, kata Gerard harus piawai untuk memilah agar terhindar dari informasi sampah. Gerard selama ini menggratiskan buku-bukunya untuk diunggah oleh siapa saja yang tertarik belajar fisika. Ini adalah salah satu cara dirinyauntuk berbagi dengan banyak orang. Hal lainnya yang dilakukan adalah dengan melakukan dialog dengan para fisikawan dari seluruh dunia, baik itu lewat laman pribadinya maupun surel. Bahkan, jika ada yang menelepon butuh bantuan soal teori fisika, dia pun tak segan untuk menjawab. Akan tetapi, dia mengingatkan, untuk belajar keras terlebih dahulu dan jangan langsung merasa cepat puas. Karena, misalnya, saat Anda meyakini telah berhasil memecahkan suatu problem, kenyataannya tak seperti itu. Belajar fisika itu, kata Gerrad, tak cukup lima tahun di kampus atau lebih dari itu. Butuh pengabdian dan kerja keras. Dalam wawancara, Gerrad kerap menekankan kerja keras karena lewat inilah, apapun akan bisa diraih, termasuk Nobel. Pria yang dibesarkan di kota Den Haag itu mengaku, selain kerja keras, kesuksesannya meraih Nobel juga didukung para gurunya. Di eranya saat itu belum ada internet, sehingga keberadaan guru sangat vital. Dia mengaku beruntung punya sejumlah guru yang hebat. Oleh karena itu, dia pun kini mendedikasikan dirinya sebagai guru bagi orang-orang yang ingin serius belajar teori fisika.***
Artikel Pilihan