Pembangunan pabrik akan diselesaikan pada semester pertama tahun 2023, sedangkan produksi sel baterai secara massal di fasilitas baru ini diharapkan dapat dimulai pada semester awal tahun 2024.
Saat beroperasi secara penuh, fasilitas ini ditargetkan dapat memproduksi 10 GWh sel baterai lithium-ion dengan bahan katoda NCMA (nikel, kobalt, mangan, aluminium) setiap tahunnya, yang mana cukup untuk memenuhi kebutuhan 150.000 unit BEV.
Selain itu, fasilitas ini juga akan disiapkan untuk meningkatkan kapasitas produksinya
hingga 30 GWh agar dapat memenuhi pertumbuhan permintaan BEV di masa yang akan datang.
Sel baterai yang diproduksi di Karawang ini nantinya akan digunakan pada model kendaraan listrik milik Hyundai Motor dan Kia yang dibangun di atas platform khusus BEV dari Hyundai Motor Group, yaitu Electric-Global Modular Platform (E-GMP).
Baca Juga: 3 Jenazah Kru Pesawat Rimbun Air yang Jatuh di Papua Dievakuasi ke Timika, Blackbox Ditemukan
Pabrik baru ini akan membantu Hyundai dan Kia untuk memproduksi kendaraan dengan efisiensi, performa, dan keamanan tingkat tinggi dengan cara memasok sel baterai yang dioptimalkan untuk berbagai model BEV dari kedua perusahaan otomotif tersebut.
Selain Jokowi, dalam peresmian pembangunan pabrik baterai mobil listrik ini juga turut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, serta Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Selain itu, seremoni ini juga dihadiri oleh Hong Woo-pyeong, CEO Battery Cell joint venture dan Youngtack Lee, Head of Asia-Pacific headquarters Hyundai Motor Company.
Pada saat yang bersamaan, Euisun Chung, Chairman Hyundai Motor Group, Sung Hwan Cho,
President & CEO Hyundai Mobis, dan Jong-hyun Kim, President & CEO LG Energy Solution,
juga menghadiri seremonial ini secara virtual dari Korea.***
Artikel Pilihan