TAHUN 2018 adalah tahun pertama bagi Indonesia mengikutsertakan atletnya dalam cabang olah raga Kabaddi. Kabaddi sudah menjadi cabang olah raga yang dipertandingkan di Asian Games sejak Asian Games 1990 di Beijing.
Berawal dari permainan tradisional masyarakat India, kini Kabaddi menjadi olah raga internasional yang bahkan pernah dipertandingkan di Inggris dalam Piala Internasional Kabaddi pada 2013.
Kabaddi dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri atas tujuh pemain ditambah tiga pemain cadangan. Kedua tim akan bermain di arena seluas 10 X 13 meter (untuk kategori wanita, ukurannya 8 X 12 meter) yang dibagi menjadi dua area.
Bermain dalam waktu 2 X 20 menit pertandingan, masing-masing tim secara bergiliran akan mengirim satu orang yang disebut raider ke area lawan. Raider harus merapal “kabaddi, kabaddi, kabaddi” dan menahan nafasnya untuk kemudian berlari ke area lawan dan menyentuh satu atau lebih pemain lawan, lalu kembali ke areanya sendiri. Tantangannya, seorang raider harus menghadapi jegalan tujuh orang pemain lawan untuk bisa kembali ke daerahnya dan mendapatkan poin.
Tim bertahan harus menjegal raider dengan cara bergulat dan menjatuhkannya ke tanah hingga ia tak bisa menahan napasnya lagi.
Tantangan seorang pemain bertahan adalah menjaga raider untuk tidak kembali ke daeranya. Apabila terjadi, pemain bertahan yang sudah bersentuhan dengan raider akan dianggap mati.
Sejak Asian Games 1990, cabang olah raga Kabaddi didimonasi oleh India. Tak heran, tujuh medali emas sudah didapatkan negara yang menjadi tempat lahirnya olah raga ini. (Lagam Alfaruqi)***
Artikel Pilihan