Network
PIKIRAN RAKYAT - Aksi kejahatan jalanan yang melibatkan oknum dari kelompok bermotor, geng motor atau apa pun sebutannya, pada kurun waktu Januari–Februari mengakibatkan jatuhnya korban.
Korban-korban kejahatan jalanan baik yang meninggal maupun luka adalah mereka yang sama sekali tidak terkait dengan kelompok bermotor tertentu. Mereka dipilih secara acak. Sangat tidak berperikemanusiaan.
Bahkan dalam sebuah postingan Instagram di Kota Cimahi, banyak netizen yang menginginkan pembubaran kelompok bermotor atau saat ini terdaftar sebagai organisasi masyarakat.
Aksi-aksi kejahatan kelompok bermotor dalam dua bulan terakhir terjadi di akhir peKan dengan rentang waktu pukul 23.00 sampai 4.00 WIB. Titik-titik kerawanan terjadinya kejahatan jalanan di Kota Cimahi antara lain Kebon Kopi, Cimindi, Leuwigajah, Cibeber, Baros, dan Cihanjuang.
Baca Juga: Anak Jadi Korban Eksploitasi dan Diperdagangkan, Ada Faktor Disuruh Orangtua
Titik-titik tersebut, kecuali Cihanjuang, berada dalam satu jalur dan sangat memungkinkan keterlibatan dari warga di luar Kota Cimahi. Kota Cimahi merupakan kota perlintasan masyarakat Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan Kota Bandung. Ini berdampak pada tingkat kepadatan lalu lintas terutama pada pagi dan sore hari.
Selain itu, masyarakat Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat banyak di antaranya mencari hiburan atau setidaknya mengunjungi lokasi-lokasi tujuan wisata di Kota Bandung terutama pada malam hari.
Posisi Kota Cimahi yang cukup strategis menjadi salah satu faktor terjadinya kejahatan jalanan yang terjadi di beberapa titik di Kota Cimahi dalam beberapa bulan terakhir yang menyebabkan korban meninggal dan luka-luka.
Kepala Satuan Intel Polres Kota Cimahi mengatakan bahwa kejahatan jalanan yang terjadi di Kota Cimahi melibatkan warga dari luar Kota Cimahi dan dalam proses penyidikan diperoleh informasi bahwa ada keterlibatan oknum dari ormas XTC, GBR, dan Moonraker dengan usia tersangka masih sangat muda.
Artikel Pilihan