Perempuan dan Pendidikan

- 21 April 2022, 11:45 WIB
Ilustrasi PTM di salah satu sekolah di Kota Bandung.
Ilustrasi PTM di salah satu sekolah di Kota Bandung. /Portal Bandung Timur/siswanti

PIKIRAN RAKYAT - Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, menunjukkan bahwa masih terdapat kesenjangan dalam memperoleh pendidikan pada perempuan dan laki-laki. Sebesar 16,09% perempuan berusia 15 tahun ke atas tidak memiliki ijazah, sementara laki-laki hanya sebesar 11,65% saja. Selain itu, sebesar 5,35% perempuan berusia 15 tahun ke atas buta huruf, sementara laki-laki hanya sebesar 2,57% saja.

Ketidakadilan gender menjadi salah satu penyebab sampai saat ini, yang membuat kesempatan antara perempuan dan laki-laki dalam mengenyam pendidikan tidak sama. Perempuan menjadi ibu rumah tangga dan laki-laki menjadi kepala rumah tangga, perempuan di dapur sementara laki-laki di ladang.

Gender sendiri bukan merupakan sesuatu yang tidak bisa diubah karena merupakan hasil konstruksi masyarakat berdasarkan peran sosial laki-laki dan perempuan. Gender berbeda dengan organ-organ biologis yang tidak bisa diubah, di mana perempuan bisa melahirkan sementara laki-laki tidak.

Perjuangan kaum perempuan untuk memiliki kesetaraan dengan laki-laki pada saat ini merupakan sesuatu yang amat relevan. Jika dulu pekerjaan perempuan terbatas pada bersolek dan mengurus rumah tangga, saat ini perempuan juga bisa bekerja bahkan menjadi tulang punggung keluarga.

Baca Juga: Mengapa R.A. Kartini Dijadikan Pelopor Emansipasi Wanita? Simak Penjelasannya

Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam mengenyam pendidikan menjadi sesuatu yang amat penting bukan saja untuk mengubah nasib perempuan tetapi juga sebagai alat untuk memperjuangan persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan.

Melalui pendidikan perempuan bisa meningkatkan kemampuannya sehingga memiliki derajat yang sama dengan laki-laki. Pendidikan dalam hal ini berperan bukan hanya sebatas alat untuk meningkatkan kemampuan perempuan, tetapi sekaligus alat untuk mentransformasi pemikiran masyarakat.

Adanya perubahan peran sosial perempuan di masa lalu dengan masa kini menuntut untuk adanya perubahan dalam konstruksi gender. Salah satunya dalam hal pekerjaan, di mana saat ini pekerjaan antara laki-laki dan perempuan sebagai akibat pendidikan menjadi tidak jauh berbeda.

Jika dulu menjadi petugas keamanan diserahkan kepada laki-laki, sekarang perempuan pun bisa menjadi petugas keamanan, jika dulu kita tidak pernah menemukan perempuan bekerja di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sekarang perempuan sudah banyak yang bekerja di sana.

Halaman:

Editor: Puput Akad Ningtyas Pratiwi


Tags

Artikel Pilihan

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

Pikiran Rakyat Media Network

x