PIKIRAN RAKYAT - Ramadhan jadi momentum perubahan progresif bagi milenial. Melihat karakter milenial dengan visi multikultural dan multireligius saat ini, memunculkan gelombang perubahan dalam peningkatan spirit beragama.
Hasil riset Zahara, dkk. (dalam Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development, 2020) menemukan gambaran bahwa hadirnya peningkatan spirit beragama milenial ini dapat menjadi aspek perubahan sosial. Didukung dengan kemudahan teknologi informasi di era digital, sehingga perubahan yang terjadi akan lebih meluas.
Pemuda merupakan tonggak peradaban. Seyogyanya dapat berupaya merevitalisasi iman, ilmu, dan amal sehingga kesempatan Ramadhan dijalankan tidak sekadar formalitas.
Mengasah diri menjadi pemuda pemudi Islam yang berjiwa tangguh yang mengajak pada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran.
Baca Juga: Negara-Negara dengan Waktu Puasa Tersingkat Ramadhan 2023, Indonesia Masuk?
Nabi Muhammad SAW berpesan agar kaum Muslimin memanfaatkan lima perkara sebelum lima perkara. Salah satunya ialah waktu muda sebelum datang waktu tua.
Berkaca pada kisah Ashabul Kahfi yang tertuang dalam surat Al-Kahfi tentang kisah sejumlah pemuda yang bertekad kuat membela agama Allah walaupun didera dengan kesulitan dan melewati banyak perjuangan.
Sama halnya dengan hari ini, milenial sebagai pemuda-pemudi yang begitu progresif dan memiliki karakteristik digital-savvy.
Milenial menjadikan teknologi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kesehariannya. Produksi konten kreatif terkait nilai-nilai Islam sering kita temui dari para dai atau influencer milenial yang menyebar luas di media sosial saat ini.
Artikel Pilihan