PIKIRAN RAKYAT - Keramaian di Masjid Raya Al Jabbar, Provinsi Jawa Barat, tak bisa dihindari. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tidak menutup kemungkinan pembatasan kegiatan di masjid yang diresmikan pada 30 Desember 2022 itu bisa saja dilakukan. Namun untuk ditutup dari kegiatan masyarakat umum merupakan suatu hal yang tidak bijak.
Demikian diungkapkan Ridwan Kamil usai rapat pimpinan Pemprov Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin 6 Februari 2023. "Kalau pembatasan iya, kalau menutup saya kira tidak bijak dalam pandangan saya. Kita sesuaikan saja," ucapnya.
Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya pun akan terus membenahi Masjid Raya Al Jabbar terlebih menghadapi bulan puasa yang tinggal sebulan setengah lagi. "Tadi sudah dievaluasi per Ramadhan tinggal sebulan lagi itu urusan harus sudah lebih sempurna penataan PKL-nya, apa namanya kemudian lalu lintas kebersihan dan lain-lain," ucap Ridwan.
Menurut dia, masjid itu yang penting ramai dulu dengan kegiatan umat. Jika di dalam keramaian ada dinamika, dipastikan akan dibenahi satu-persatu. "Daripada sudah bikin masjid besar tapi sepi itu lebih menyedihkan menurut saya, lebih baik ramai seperti sekarang. Saya monitor kan tiap hari tiap week end rame," ucapnya.
Baca Juga: 20 Twibbon 1 Abad NU, Ramaikan 100 Tahun Nahdlatul Ulama di Media Sosial
Sementara terkait dengan bangunan yang diproyeksikan sebagai museum, Ridwan memastikan pihaknya masih membahasnya. Pembukaan yang semula direncanakan Februari 2023 ini kemungkinan akan tertunda.
"Kita sedang mengkaji Kapan pembukaan, namanya antara museum atau galeri sedang kita pikir karena masing-masing ada konsekuensi bahasa dan hukum," ucapnya.
"Untuk pembukaan, kita belum yakin kalau Februari. Kira-kira di bulan Ramadan termasuk harganya berapa dan lainnya," kata dia melanjutkan.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja menjenguk Muhammad Kafka (6) yang terjatuh di Masjid Raya Al Jabbar di Cimincrang, Gedebage, Kota Bandung, Sabtu 4 Februari 2023, pekan lalu.
Artikel Pilihan