Belum Ada Museum Sejarah di Depok

- 10 November 2016, 16:57 WIB
TIANG telefon bersejarah yang diperkirakan berdiri tahun 1900 dalam kondisi mengenaskan di Jalan Pemuda, Kota Depok, Kamis 10 November 2016. Hingga kini, Depok belum memiliki museum sejarah.*
TIANG telefon bersejarah yang diperkirakan berdiri tahun 1900 dalam kondisi mengenaskan di Jalan Pemuda, Kota Depok, Kamis 10 November 2016. Hingga kini, Depok belum memiliki museum sejarah.*

DEPOK, (PR).- Peringatan hari pahlawan 10 November 2016 digelar oleh berbagai instansi dan Pemerintah Kota Depok. Ironisnya, hingga kini Depok belum memiliki museum sejarah. Peringatan hari pahlawan digelar dengan beragam acara. Dalam agenda Humas Pemerintah Kota Depok, Wali Kota Depok M Idris Abdul Shomad dan wakilnya Pradi Supriatna menggelar upacara di lapangan balai kota serta ziarah ke taman makam pahlawan Kalimulya, Kamis 10 November 2016. Peringatan serupa juga digelar di sejumlah sekolah. Kendati tak alpa menggelar upacara peringatan, Depok masih tak memiliki museum sejarah di wilayahnya sendiri. Kepala Bidang Pariwisata Seni Budaya Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata Seni Budaya Kota Depok Yelis Rosdiana mengakui hal tersebut. "Masih belum ada (museum), tetapi ke depan, (Pemkot Depok) ingin punya museum," kata Yelis. Menurut dia, kendala pembangunan museum karena belum ada lahan. Dia mengaku beberapa bangunan bersejarah Depok seperti rumah Pondok Cina dan Cimanggis dibidik untuk dijadikan museum. Akan tetapi, penggunaan dan penataan bangunan tersebut terhadang status kepemilikan. Kedua bangunan bersejarah, dikelola dan dimiliki pihak lain di luar Pemkot Depok. Keprihatinan tak adanya museum juga dirasakan Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC). Yayasan yang konsen dalam penyelamatan bangunan dan benda bersejarah Depok itu bahkan berinisiatif untuk membangun museum sendiri tahun depan. Hal tersebut didasari belum adanya tindakan nyata Pemkot Depok guna mendirikan museum yang menyimpa artefak bersejarah kotanya. ‎"Karena merasa prihatin makanya kita berinisiatif (bikin museum) sendiri," ucap Geoffrey Loen selaku pengurus YLCC Bidang Sejarah dan Seni Budaya saat ditemui di Kantor YLCC, Jalan Pemuda, Kamis siang. Geoffrey menilai, Depok kaya akan bangunan dan benda bersejarah. Bila kekayaan sejarah tersebut tak diketahui dan tersimpan dengan baik, Depok dinilai akan mengalami krisis identitas. "Jelas itu kan jati diri," ucap Geoffrey. Untuk itu, lanjutnya, pihaknya tetap mendorong Pemkot Depok membangun museum. YLCC, kata Geoffrey, mau bekerjasama bila Pemkot tak memiliki lahan atau bangunan untuk museum. Geoffrey mengaku, YLCC sudah mengoleksi beberapa benda bersejarah seperti genteng, ubin, meja sekolah tua pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda. Pengumpulan benda-benda bersejarah itu terus dilakukan dengan warga. Sedangkan bangunan tua bersejarah banyak terserak di Jalan Pemuda seperti gereja, sekolah dan beberapa rumah. YLCC juga berinisiatif mendaftarkan bangunan bersejarah tersebut sebagai cagar budaya ke Pemkot Depok.***

Editor: Bambang Arifianto


Tags

Artikel Pilihan


Terkini

Terpopuler

Pikiran Rakyat Media Network

x