PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah negara Barat dalam beberapa waktu terakhir ramai-ramai menentang klaim China di Laut Natuna Utara atau Laut China Selata. Negara yang mengirim kapal perangnya ke perairan sengketa itu bukan hanya datang dari Amerika Serikat saja, tetapi juga Prancis.
Pemerintah China telah mengeluhkan aktivitas militer Prancis dalam sengketa setelah mengirim kapal perang ke sana pada Februari 2021 ini.
Kehadiran Prancis di perairan yang diperebutkan muncul pada saat peningkatan aktivitas militer AS yang telah memprovokasi kemarahan Beijing.
Baca Juga: Tingkatkan Pelayanan, KAI Daop 8 Surabaya Tambah Fasilitas Pemeriksaan GeNose C19 di 2 Stasiun
Apa yang dilakukan Prancis di Laut Natuna Utara?

Angkatan Laut Prancis pada bulan Februari memulai pelatihan dan patroli selama tiga bulan dengan mengirim kapal serbu amfibi Tonnerre dan fregat Surcouf dari pelabuhan asal di Toulon, Prancis selatan.
Mengutip SCMP, Minggu, 28 Februari 2021, kelompok kapal itu akan menyeberangi Laut Natuna Utara dua kali dan mengikuti latihan militer bersama Amerika Serikat dan Jepang pada Mei 2021. Rencana Prancis tidak termasuk transit di Selat Taiwan.
Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly mengatakan salah satu kapal selam serang nuklirnya, Emeraude, telah menyelesaikan patroli melalui Laut Natuna Utara. Bagian itu dianggap sebagai perlawanan terhadap sikap tegas Beijing di perairan yang diperebutkan.
Artikel Rekomendasi