Buku, Minat Baca, dan Tantangan Zaman

Suasana sunyi dan tenang terasa di salah satu ruang baca di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, dari kalangan pelajar hingga masyarakat umum berkunjung untuk membaca koleksi buku yang tersusun rapih sesuai dengan kategorinya. 

Disaat itu pandangan teralih kepada seorang siswi yang membaca buku melalui gawai pintar. Memang seiring perkembangan zaman serta meningkatnya penggunaan elektronik saat ini membuat buku tak hanya di definisikan sebagai kumpulan informasi yang dicetak diatas kertas, lebih dari itu buku adalah paket informasi yang disalurkan melalui berbagai kanal.

Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Jawa Barat, Mahfudi mengatakan "Dengan Banyaknya pilihan media termasuk media sosial seperti sekarang, maka secara teknis buku sudah tidak lagi dominan sebagai media komunikasi. Itu juga berdampak pada industrinya".

Tak bisa dipungkiri tingkat penjualan buku cetak di Indonesia termasuk Jawa Barat merosot tajam sejak awal pandemi Covid-19. Salah satu yang terkena dampaknya adalah para penjual buku di pasar buku Palasari yang mengalami penurunan penjualan.

Salah satu penjual, Yus mengaku dari 200 pengunjung hanya sekitar 10 persen yang membeli. Biasanya pasar akan ramai saat menjelang tahun ajaran baru, tapi kurikulum sekolah yang suka berganti ganti juga berpengaruh ke penjualan buku.

Tapi ia masih optimistis karena masih banyak yang mencari wujud fisik buku, pasalnya tidak ada yang bisa menggantikan sensasi membuka buku baru dan mencium wangi khas kertasnya.*