Selain itu, kata Noe, kita jangan pernah sekalipun meremehkan Citarum terutama output yang dihasilkan oleh Sungai Citarum ini. "Semisal pasokan listrik Jawa dan Bali sebesar 1.888 MW itu dari Citarum, lalu air minum masyarakat DKI Jakarta 80 persennya berasal dari Citarum," katanya.
Noe pun berharap dari pemberitaan oleh media dapat mendorong keharmonisan dari stake holder ini. "Semua pihak harus terlibat untuk revitalisasi dan pembenahan Sungai Citarum ini. Apalagi sebanyak 27,7 juta rakyat Jabar menggantungkan hidupnya dari Citarum, itu lebih dari setengahnya," ucapnya.
Ketua Harian Satgas Citarum Harum, Mayor Jenderal TNI (Purn) Dedi Kusnadi Tamim menambahkan pembenahan Citarum kini makin membaik. Terutama dengan terbitnya Perpres no 15 Tahun 2019 yang mengatur secara detail pembenahan dari berbagi aspek.
"Dari hulu hingga hilir Citarum diselesaikan permasalahannya baik dari pribadi masyarakat yang suka membuang sampah, hingga pencemaran limbah pabrik," katanya.
Redaktur Majalah Tempo, Mustafa Silalahi yang akrab disapa Moses memberikan apresiasi pada Satgas Citarum Harum. Bahkan pemberitaan tentang Citarum pun dibantu secara penuh saat investigasi pencemaran Citarum Harum ini.
"Kami mendata 1.700 perusahaan tekstil raksasa yang mencemari Citarum. Sedikit demi sedikit perusahaan ini pun ditangani dengan baik dengan hadirnya Satgas Citarum tersebut," katanya.
Selama investigasi pencemaran Citarum, data valid pun didapat dengan bantuan Satgas Citarum Harum. Bahkan kata Moses, data tervalid dan terbaik ini berasal dari satgas di lapangan. "Mengalahkan data yang diterbitkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi dan Kementrian Lingkungan Hidup," katanya.
Dekan Fikom Unpad Dr Dadang Hidayat SH. S.sos Msi menambahkan pemberitaan Citarum di media mainstream harus lebih ditingkatkan lagi.***
Artikel Pilihan