Bagi BSB, Sampah Adalah Berkah

- 1 Maret 2018, 09:49 WIB
FOUNDER Bank Sampah Bersinar (BSB) yang berada dibawah naungan Yayasan Solusi Bersinar Indonesia (SBI), Fifie Rahardja menyampaikan beberapa solusi dan pandangan tentang permasalahan sampah di sungai Citarum dan Kabupaten Bandung pada umumnya, saat berkunjung ke kantor Pikiran Rakyat yang diterima oleh Pemimpin Perusahaan Januar P. Ruswita di jalan Asia Afrika kota Bandung. Kamis (1/3/2018). Salah satu program yang sedang dijalankan saat ini yakni sosialisasi bertransaksi menggunakan sampah kepada masyarakat.*
FOUNDER Bank Sampah Bersinar (BSB) yang berada dibawah naungan Yayasan Solusi Bersinar Indonesia (SBI), Fifie Rahardja menyampaikan beberapa solusi dan pandangan tentang permasalahan sampah di sungai Citarum dan Kabupaten Bandung pada umumnya, saat berkunjung ke kantor Pikiran Rakyat yang diterima oleh Pemimpin Perusahaan Januar P. Ruswita di jalan Asia Afrika kota Bandung. Kamis (1/3/2018). Salah satu program yang sedang dijalankan saat ini yakni sosialisasi bertransaksi menggunakan sampah kepada masyarakat.*

SAMPAH kadung identik dengan kotor dan tak berguna. Keberadaannya pun dianggap sebagai masalah besar yang melahirkan bencana, mulai dari banjir sampai beragam penyakit. Namun itu pandangan lama.

Sebuah pola pikir baru berusaha ditularkan Bank Sampah Bersinar. Lewat beragam cara, para penggiatnya berusaha menyadarkan masyarakat bahwa sampah pun bisa bermanfaat. Lebih dari itu, memiliki nilai ekonomi.

"Kalau kita perlakukan sampah secara manusiawi, akan jadi berkah. Kalau tidak manusiawi, jadi bencana," kata Fifie Rahardja, founder Bank Sampah Bersinar dalam kunjungannya ke Kantor Harian Umum Pikiran Rakyat, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Kamis, 3 Februari 2018. 

Rombongan Bank Sampah Bersinar diterima langsung oleh Pemimpin Perusahaan PT Pikiran Rakyat Bandung, Januar P Ruswita dan Wakil Pemimpin Redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat, Erwin Kustiman.  

Sebenarnya, kata Fifie, agar sampah bisa memiliki nilai ekonomi, prosesnya sangat mudah. Dimulai dengan pemilahan sampah sejak di tahapan rumah tangga.

Pemilahan sampah bisa dilakukan ke dalam empat kelompok terlebih dahulu: kertas dan kardus, sampah plastik, besi dan logam, serta kaca. Warga bisa membawa keempat kelompok sampah tersebut ke Bank Sampah Bersinar untuk menukarnya dengan sejumlah barang kebutuhan. 

Ide ini, kata dia, bermula dari keprihatinan terhadap sampah. Di Kabupaten Bandung saja, berdasarkan data pemerintah setempat, produksi sampah setiap harinya mencapai 1.725 ton. "Kalau ini kita kelola bersama, dikalikan Rp 1.000 saja, kita sebenarnya sedang membuang Rp 3 miliar per hari," kata dia. 

Fifie menyebut, program ini juga telah menyusutkan angka produksi sampah. "Yang sudah ikut bank sampah, sampahnya terkurangi sampai 75%," kata dia.

Saat ini, jaringan Bank Sampah Bersinar sudah tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Bandung plus 2 kecamatan di Kabupaten Bandung Barat: Lembang dan Cihampelas. Total, Bank Sampah Bersinar sudah memiliki nasabah sekitar 7.000 orang. "Sampah bisa jadi nilai tukar baru. Kami memulainya dari Cieunteung (Kabupaten Bandung), persis di titiknya (banjir)," tutur Fifie. 

Halaman:

Editor: Gugum Rachmat Gumilar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pikiran Rakyat Media Network

x