Pikiran Rakyat
Pada Januari 1966, di Bandung terdapat sejumlah wartawan yang kehilangan pekerjaan. Surat kabar tempat mereka bekerja harus berhenti terbit karena terlambat memenuhi ketentuan yang mengharuskan setiap surat kabar berafiliasi dengan salah satu surat kabar yang ditentukan Departemen Penerangan.
Atas dorongan Panglima Kodam VI/Siliwangi (kini Kodam III/Siliwangi)—Ibrahim Adjie—kala itu, wartawan-wartawan tadi menerbitkan surat kabar “Harian Angkatan Bersenjata” Edisi Jawa Barat yang berafiliasi dengan Harian “Angkatan Bersenjata ” (Pusat) yang terbit di Jakarta.
Nomor perdana Harian “Angkatan Bersenjata” Edisi Jawa Barat terbit 24 Maret 1966, bertepatan dengan peringatan ke-20 peristiwa heroik “Bandung Lautan Api”.
Belum genap setahun harian itu terbit, Menteri Penerangan mencabut peraturan tentang keharusan berafiliasi. Menyusul pencabutan itu, Panglima Kodam Siliwangi HR. Dharsono (pengganti Ibrahim Adjie) mengeluarkan putusan pelepasan afiliasi Harian “Angkatan Bersenjata” Edisi Jawa Barat dari Harian “Angkatan Bersenjata Pusat” sekaligus melepas sepenuhnya dari kebergantungan pada militer.
Seiring keputusan itu, sejak 24 Maret 1967, nama Harian “Angkatan Bersenjata” Edisi Jawa Barat berganti nama menjadi Harian Umum Pikiran Rakyat (juga dikenal dengan singkatan “PR”) hingga saat ini.
Setelah melalui masa-masa prihatin dan sulit pada periode 1967-1973, Pikiran Rakyat mampu bangkit dan semakin berpengaruh.
Pada tahun-tahun selanjutnya, Pikiran Rakyat menunjukkan perkembangan. Jika sebelumnya PT. Pikiran Rakyat Bandung hanya memiliki satu media penyebaran informasi yaitu media cetak, kini bertambah dengan lahirnya radio dan digital.
pikiran-rakyat.com
Saat internet gelombang pertama menyebar ke seluruh penjuru bumi pada 1990-an, Pikiran Rakyat langsung merespons. Kala perusahaan media di Indonesia umumnya masih berkutat membesarkan edisi cetaknya, Pikiran Rakyat menyadari pentingnya perkembangan teknologi internet. Pada pertengahan 1990-an, mulai bermunculan domain internet yang dikelola perusahaan dan individu.
Pikiran Rakyat tidak melihat perkembangan itu sebagai ancaman, tetapi peluang. Maka pada september 1996, Pikiran Rakyat membangun domain www.pikiran-rakyat.com. Hingga kini, berbagai perubahan terus dilakukan seiring perkembangan zaman.
Tahun 2016, pikiran-rakyat.com bergerak lebih jauh. Saat sejumlah media cetak konvensional memilih memisahkan edisi cetak dengan edisi digitalnya, pikiran-rakyat.com mengintegrasikan keduanya agar saling melengkapi.
pikiran-rakyat.com setiap hari menyajikan berita secara cepat dan tepercaya. Dengan memegang prinsip “siger tengah”, informasi ditayangkan atas dasar fakta, berimbang, dan etis.
Berita dikemas secara dinamis sehingga memiliki tingkat relevansi yang tinggi dengan pembaca.
Informasi yang disajikan mewakili pembaca dari berbagai latar belakang. Informasi yang disajikan bertujuan mencerahkan dan jadi rujukan di tengah luasnya samudera informasi di jagat maya.
Pikiran Rakyat Media Network
Pada 2 Desember 2019, Pikiran Rakyat bergerak lebih jauh lagi. Dengan mengusung konsep ekonomi kolaboratif, lahirlah paltform Pikiran Rakyat Media Network (PRMN).
PRMN adalah media nasional yang berjejaring dengan berbagai media di sejumlah kota/kabupaten di Indonesia.
PRMN berkolaborasi dengan anak muda dari berbagai daerah di Indonesia, bersama-sama membangun bisnis media digital yang profesional dan independen dengan domain utama yaitu pikiran-rakyat.com.
Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) menetapkan PRMN sebagai "Media Daring Berjejaring Pertama yang Mengusung Konsep Ekonomi Kolaboratif” pada 2 Desember 2021.
Motto “Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat” yang dipilih Pikiran Rakyat terbukti relevan dan dilegitimasi kultur demokratis yang dianut warga dunia digital saat ini.
Berangkat dari keprihatinan atas semakin meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia, PRMN hadir memberi kontribusi nyata.
PRMN membangun ekosistem media digital yang dipersembahkan untuk kemandirian ekonomi masyarakat Indonesia, khususnya di bidang pembuatan konten digital.
PRMN menyiapkan teknologi, infrastruktur, pelatihan, mentoring, dan perenanaan bisnis untuk melahirkan pengusaha-pengusaha baru di bidang media digital (Mediapreneur).